Friday, November 2, 2007

Kasmaran*
Oleh: Robith Qoshidi

Mengangkasa
Mengudara
Mendengar suara burung beterbangan
Dibisiki cerianya alam
Dikitari langit putih kebiru-biruan
Beralaskan hijaunya hutan

Tiba-tiba aku diguyur cahaya
Lalu lidah menggetarkan nama
Dan darah mengalirkan asma'
Dalam nafas yang menghempaskan dunia

Sepertinya aku di surga
Menikmati cumbuan yg maha
Mendadak resahku hilang
Takutku jauh terbuang
Cintaku mengembang
Aku kasmaran

Tuhan, oh Tuhan
Jangan, oh jangan
Sekali-kali kau tinggalkan


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Nun dan Cahaya yang Turun*
Oleh: Robith Qoshidi

Nun
Dan cahaya yang turun

Menyentuh hati
Mencium sanubari
Sejukkan raga ini
Enyahkan endapan emosi

Keluarkan asap Co2
Mengepul di telinga dua
Sirami pemantik huru-hara
Lalu menggigil dalam api dunia

Hidupkanku dari liang lahat
Lorong-lorong gelap orang tersesat
Dari bangsa bangsat
Dan manusia keparat

Keluarkanku dari himpitan
Kekacauan dan tekanan
Antara mati dan hidup yang membingungkan
Dari rendaman laut kesedihan

Kau serupa lampu
Dalam gelapnya samudra biru
Bebaskan sesaknya jiwaku
Dari tindihan yang mencekik
Dari hiu dan arwana yg mencabik

Seperti Yunus yg mendekam dalam perut Nun
Lalu Cahaya-NYA turun
Memberikan nafas baru
Dengan kekuatan malaikat seribu
beranikan untuk berseru
Menuju cahaya yg satu

Puncak kegembiraan
Pucuk kebahagiaan
Tujuan sejati semua insan


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Menunggu Mati*
Oleh: Robith Qoshidi

Dan hilang
Terbang
Mengasap di mayapada
Lebur menjadi udara

Tak berbekas
Sirna jelas
Terbuang lepas
Dimakan malas

Tak ada arti
Siapa yang mencari
Terasing tak ada yang peduli
Demi waktu yang telah lari
Sungguh manusia hanya menunggu mati


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Taubat Nasuha*
Oleh: Robith Qoshidi

Di dalam pekat yg hitam
Titik dosa menjadi kelam
Dinding hatiku berwarna malam
Keras, membatu, menerjang, membangkang

Cahaya bintang tetap gelapkan malam
Menghembuskan redup yang redam

Kapankah datang tujuh cahaya surga
Atau tetesan air telaga Musthafa
Yang mampu melenyapkan durja
Durhaka setan-setan neraka
Menjadi suci dalam taubatan nasuha


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Pemberi Syafaat*
Oleh: Robith Qoshidi

Segunung duka yang terpendam
Selaut tangis yang disembunyikan
Siapakah yang kuat menahan
Kecuali orang yang diberkati
Dari manusia yang terkasih
Sahabat para malaikat
Junjungan umat di timur dan barat
Penanggung dosa
Penolong raga yang nista
Pengembala jiwa yang tersesat
Kekasih ilahy
Khalifah rabbany
Yang tanpa duka
Yang tanpa tangis
Penyejuk hati insani
Pemberi syafaat surgawi


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Mukasyafah Pertama*
Oleh: Robith Qoshidi

Seorang yang tidur terlentang
Di tengah malam
Beralas rumput-rumput taman
Diterpa angin sepoi-sepoi sedang
Mendengar lagu-lagu alam
Tiba-tiba terang menyelimuti semesta
Serupa cahaya surga
Aku melihatmu, Tuhan
Aku melihatmu
Jadikan aku hambamu, Tuhan
Jadikan aku hambamu

Dan orang itu masih tidur terlentang


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"
Lupakah Kau*
Oleh: Robith Qoshidi

Lupakah kau
Akan doa para perantau
Di sepinya sebuah pulau
Di tanah yang diberkati
Lembah suryani, tempat para nabi
Kekalkan aku, Tuhan
Bersama murid-muridku, Tuhan
Lalu ia berkata, kecuali yang mendzolimi
diri mereka sendiri
Akan kumasukkan dalam lembah adzab
Tempat para durhaka tak beradab

Lupakah kau
Akan doa-doamu sendiri
Lalu kau kekal sendiri
Sedang murid-muridmu kau biarkan masuk neraka
Bahagiakah kau dalam derita
Kau fana di surga
Dan muridmu baqa dalam siksa

Lupakah kau
Akan doamu sendiri


*Diambil dari kumpulan puisi yang berjudul "Risalah Cahaya"